Peran Manajer dalam Sebuah Tim
Peran Manajer dalam Sebuah Tim
Setiap organisasi punya struktur kerja dan garis komando.
Fungsinya ialah mengelompokkan tiap individu sesuai dengan spesialisasi
kerjanya, agar produktivitas dan efisiensi dapat terus ditingkatkan.
Untuk mendukung hal ini, dibutuhkan seorang manajer atau kepala tim yang
punya kapabilitas dalam memimpin tim. Ia tidak hanya bertanggung jawab
terhadap hasil, namun berfokus pada pengembangan anggotanya. Sebab,
anggota yang penuh motivasi dan visi, akan lebih mudah digerakkan dalam
pencapaian tujuan.
Ibarat jauh panggang dari api, realitanya sangat berbeda jauh dari harapan. Laporan Gallup yang dirangkum dalam State of the American Manager, menunjukkan bahwa kurang dari 1/3 orang Amerika termotivasi dalam pekerjaan mereka, dan angka ini bergerak statis sejak tahun 2000. Data ini sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan organisasi, dan secara tidak langsung menciptakan risiko terhadap pertumbuhan dan ketumpulan inovasi.
Studi terkait yang melibatkan 7.272 responden, membuka rahasia bahwasannya satu dari dua orang meninggalkan pekerjaan mereka dengan berbagai alasan tentang manajernya. Pegawai yang tidak nyaman di tempat kerjanya, akan membawa perasaan itu ke rumah dan stress ini terlipatgandakan dengan sendirinya. Peran manajer akan sangat signifikan terhadap performa pegawainya. Oleh karena itu, seorang manajer perlu menguasai kemampuan berkomunikasi, manajemen kinerja dan observasi karakter tiap individu.
Komunikasi yang efektif akan menyatukan visi, dan kesatuan tujuan mempercepat proses kerjanya. Selain itu, manajer pun harus mampu melihat secara makro, bahwa setiap orang ialah unik dan berbeda. Kesadaran itu membangun sikap nyata dalam memperlakukan individu, dan nilai saling menghargai akan tersebar secara otomatis.
Manajer yang lebih memperhatikan hasil periode tertentu, berorientasi pada perkembangan organisasi jangka pendek. Sedangkan, manajer yang fokus pada aspek manusianya, berinvestasi untuk masa depan. Manajer yang mampu menempatkan anggota timnya pada posisi dimana mereka mampu menyalurkan talenta terbaik, mengembangkan diri serta membangun orang lain, adalah pemimpin yang sesungguhnya.
Ibarat jauh panggang dari api, realitanya sangat berbeda jauh dari harapan. Laporan Gallup yang dirangkum dalam State of the American Manager, menunjukkan bahwa kurang dari 1/3 orang Amerika termotivasi dalam pekerjaan mereka, dan angka ini bergerak statis sejak tahun 2000. Data ini sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan organisasi, dan secara tidak langsung menciptakan risiko terhadap pertumbuhan dan ketumpulan inovasi.
Studi terkait yang melibatkan 7.272 responden, membuka rahasia bahwasannya satu dari dua orang meninggalkan pekerjaan mereka dengan berbagai alasan tentang manajernya. Pegawai yang tidak nyaman di tempat kerjanya, akan membawa perasaan itu ke rumah dan stress ini terlipatgandakan dengan sendirinya. Peran manajer akan sangat signifikan terhadap performa pegawainya. Oleh karena itu, seorang manajer perlu menguasai kemampuan berkomunikasi, manajemen kinerja dan observasi karakter tiap individu.
Komunikasi yang efektif akan menyatukan visi, dan kesatuan tujuan mempercepat proses kerjanya. Selain itu, manajer pun harus mampu melihat secara makro, bahwa setiap orang ialah unik dan berbeda. Kesadaran itu membangun sikap nyata dalam memperlakukan individu, dan nilai saling menghargai akan tersebar secara otomatis.
Manajer yang lebih memperhatikan hasil periode tertentu, berorientasi pada perkembangan organisasi jangka pendek. Sedangkan, manajer yang fokus pada aspek manusianya, berinvestasi untuk masa depan. Manajer yang mampu menempatkan anggota timnya pada posisi dimana mereka mampu menyalurkan talenta terbaik, mengembangkan diri serta membangun orang lain, adalah pemimpin yang sesungguhnya.
Komentar
Posting Komentar